Rabu, 13 April 2011

Eyang Nurkasan Kolektor Benda Pusaka

Saya masih ingat, setiap selasa kliwon,  yang mengeluarkan semua simpanan pusakanya.
Yang bersarung (wrangka) dan pegangan (garan) semua dilepas satu persatu, kemudian di tata dalam sebuah tlumpak (wadah semacam lesung dari kayu) yang sudah berisi air dan jeruk nipis.
Keris-keris (keris, tumbak, pedang panjang), direndam dalam tlumpak sampai beberapa hari. Jumlah benda pusakanya buanyak sekali (mungkin mencapai ratusan).

Saya selalu di ajak untuk membersihkan satu-persatu keris-keris itu, sambil diajari cara memegangnya. memegang keris atau tumbak harus dari pangkalnya tidak boleh dipegang dari pucuknya dan harus hati-hati jangan sampai menggores kulit. pucuknya dijaga jangan mengarah ke diri tapi ke arah lain.
setelah selesai dimandikan (diwarangi), di jemur kemudian dipasang satu persatu garan dan wrangkanya kembali.

Yang saya salut, adalah Eyang  hapal dengan satu persatu keris pusakanya, namanya, pasangan garan dan wrangkanya.
Saya tidak tahu kemana larinya semua benda benda pusaka itu; sekarang pusaka-pusaka itu hanya tinggal beberapa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar