Jumat, 08 April 2011

Keluarga Eyang Kusen

Kustono
Eyang Kusen (Nurkusaini) bin Eyang Nurkasan bin Eyang Muhamad Daim, bin Eyang Tajiwa bin Eyang Sutajaya, peputra 6 (enam).
1. Sukirno berumah tangga dengan Suyati binti Sumarjo klahiran Palembang mempunyai 3 orang anak : Indah Sari Pertiwi, Retno Diah Kusumaningrun dan Muhamad Fadhil Abdusysyukur.
2. Kustono berumah tangga dengan Saripah diberi keturunan 3 : Lukmanul Hakim, Khoirunisa dan Balkis Salsabila;
3. Salimah berumah tangga dengan Sam Mandey (Alm) diberi 2 keturunan : Marinda dan Marandi;
4. Sutarto berumah tangga dengan Admini mendapat keturunan 2 orang anak : Nur  dan Uswatun Hasanah (Atun);
5. Taufik Hidayat berumah tangga dengan Siti Mar'atushalihah
Taufik bersama Istri
6. Suprapto berumah tangga dengan Siti Khotijah asal Gumilir dikaruniai 3 orang putra : Zidni, Robid dan Haekal.

Eyang Nurkusaini meninggal pada usia sekitar 85 tahun pada tahun 2006.  semasa hidupnya beliau menurut kami adalah pekerja keras, sederhana.

Tarto saweg ngalamun
Kenangan bersama beliau;  waktu kecil saya sudah diajari untuk bertani, angon bebek, angon kambing, bahkan memelihara sapi.  suatu ketika saya di ajak angon bebek di rawa bendungan; bebek sedang mencari makan (ngayak) di tengah rawa. Bapak pamitan pulang dulu untuk mengambil umpan bebek dan bekal (penggel); waktu itu belum punya sepeda jadi bapak jalan kaki dari rawa bendungan ke rumah +/- 2 km, lumayan lama lah.  Lama-lama nunggu bebek sendirian, sepi, repot bawa ban mobil (pelampung) untuk nggiring bebek, rasa takut merasuk dalam diri saya. akhirnya pas bebek masanya tidur, saya kiring untuk pulang; padahal suasana terik sekali. baru beberapa ratus meter (disekitar belakang Pak Patra Lubar) bebek gak tahan panas; akhirnya bebk masuk ke sawah yang baru kuning; saya nangis-nangis sendirian.
Nur dan Retno
Atun
kayaknya bebek-bebek itu pada makan padi, karena makin takut dan kacau balaunya bebek-bebek itu, nangisnya makin keras.
untuk Bapak segera datang; akhirnya bebek itu di giring kembali ke rawa; saya diajak makan penggel kalu gak salah pakai jangan kangkung.
Bapak tahu perasaan saya dan beliau begitu sabar, tidak marah. subhanallah. Ya Allah, Ampuni dosa kami, dosa Bapak Ibu kami, sayangi beliau berdua sebagimana mereka meyayangi kami sejak kami kecil. Ya Allah jadikan pengorbanannya didunia engkau terima sebagai amal sholeh. Jadikan sakitnya sebagai kifarat dosa-dosanya, tempatkan beliau bersama orang-orang yang engkau sayangi. Karuniakan kepada kami Ya Allah kemampuan untuk mengamalkan Ilmu yang di ajarkan kepada kami. aamiin.
banyak pengalaman lain yang inysa Allah akan kami tulis, sebagai salah satu wujud cinta kami kepada beliau.
Nisa













Eyang Kusen Kakung Putri saweg dahar









Mbah Cumleng

Ayu nggih Eyang Kusen







Indah Cantik sekali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar